Dec 22, 2011

Some Songs are (mirror of my) Life

Terkadang ketika mendengarkan satu lagu tertentu, ada keping-keping kenangan yang menyusup masuk tanpa diundang. Memicu ingatan yang lama terkubur, yang membuat saya heran karena saya masih mengingatnya walau sudah entah berapa banyak tahun terlewati. Memang ingatan manusia sangatlah hebat, masih menyimpan segala detil kejadian selama masa hidup, tapi semua itu tidak membuat kita gila, karena ingatan-ingatan itu hanya muncul ketika kita ingin mengingatnya atau ada sesuatu yang memicunya (seperti lagu-lagu tertentu). 

Ingatan yang muncul diam-diam itu seringkali membuat saya tersenyum getir, karena kebanyakan dari lagu-lagu itu membawa rasa pahit manis alias bittersweet.  Mungkin pada suatu masa, kejadian yang terkait dengan lagu itu membawa saya terbang ke awang-awang. Dunia terasa Indah dan lagu itu membuatnya sempurna. Tetapi dengan berlalunya waktu, rasa manis itu perlahan memudar. Dunia tak lagi sempurna. Saya kembali menginjak bumi. My rose tinted glassed sudah terangkat. Yang tersisa adalah kenangan dan rasa itu: bittersweet.

Dec 20, 2011

The Boy You Can Talk About Everything



But now, talking to you is a rare treat, especially during weekdays. We just go on our separated ways and lifes.

Do we can only talk when we meet face to face? It is hard when you are talking (read: chatting) with all other people but me (in the sake of your job, you say). I’m afraid this lack of communication just separates us furthermore, despite the distance that always be our obstacle. 

Now, it is a common occurrence for not talking at all during the day, even for just saying hello how are you? It is also very common to not knowing what you have done or feels each day. All the emotions, the stories, the life, just buried under and sometimes, when we are remember of that part of the day, we will talk about it during week end. But it is only during weekend.

I don’t want to feel complacent without you by my side. I don’t want to feel that I’m okay with or without you; because what we are for if we no longer need each other? Then we just two people who meet during weekend.

We only shared our weekend life, not our life.

Nov 24, 2011

Balon Merah Muda


Setiap kali melihat balon berwarna merah muda, saya selalu teringat kamu. Padahal kamu paling benci dengan warna merah muda. Warna ambigu, katamu, tidak merah dan tidak putih. Kamu lebih suka dengan warna-warna tegas, seperti hitam, merah, ataupun biru. Mungkin warna yang kamu sukai mencerminkan kepribadianmu yang tegas, tak mudah digoyahkan oleh apapun juga, bahkan oleh orang yang kamu cintai sekalipun. 

Saya tak pernah tahu kenapa sore hari itu kamu membeli sekumpulan balon berwarna merah muda. Saya masih ingat sore itu, sore yang cerah tak berawan, sore yang langka kita dapati di musim hujan, di mana hampir setiap sore hujan selalu turun membasahi bumi. Tapi saya tidak peduli apakah cuaca sedang cerah ataukah hujan, selama saya bersama kamu. 

Nov 21, 2011

Distance is a Test


Long distance relationship is not easy, but it is possible.


Membaca lini masa dan juga cerita beberapa teman mengenai LDR mereka, membuat saya terkenang akan beberapa LDR yang pernah saya jalani dulu. Ternyata, setelah dipikir-pikir, saya cukup akrab dengan mahluk bernama LDR ini. Bahkan sampai sekarang pun LDR ini masih saya jalani hubungan dan entah kapan kami bisa bersama lagi tanpa terpisah jarak. Yah walaupun sebenarnya jarak di antara kita tidaklah sejauh itu, hanya 2 jam perjalanan saja dan kami pun bisa bertemu. Tapi tetap saja, di antara waktu 2 jam itu, begitu banyak hal yang mungkin terjadi dan begitu banyak jalan yang harus dipilih yang bisa jadi membawa kami lebih dekat atau malah menjauhkan kami. 

Ujung-ujungnya, semua cerita dan kisah itu membuat saya mengingat-ingat kenapa hubungan saya yang dulu itu tidak berhasil. Dulu rasanya cinta bisa mengalahkan segalanya, termasuk jarak. Tapi tetap saja buktinya hubungan itu tidaklah langgeng.


Sep 29, 2011

Hidden Heartbroken


A hidden heartbroken is a saddest thing.
Silent mourning. Invisible tears. Patched up wounds.  
A hidden heartbroken is a turbulence of emotions.
Pent up anger. Welled inside sadness. Façade of joy.
A hidden heartbroken is a plea of longing.
Can you see the dead behind those lighted up eyes?
Can you hear the whisper of misery behind all of those cheers?
Can you hear the splinters of the heart in a perfect harmony?
Maybe not.
Not now.
Not ever.


Sep 15, 2011

Cincin Emas

All is fair in war and love.

Sayangnya, tidaklah fair untuk bersaing dengan hantu. 

Bagaimana mungkin aku bersaing dengan kenangan yang berurat akar selama 11 tahun? Dengan segala gelak tawa, amarah, dan air mata yang pernah dibagi. Dengan kemesraan yang terjalin demikian erat. Dengan cinta yang tak juga lekang oleh waktu. 

Sudah tiga tahun berlalu. Tidak, bukannya aku mensyukuri kepergiannya, atau bahkan bersorak atas kehilanganmu. Aku masih ingat wajah bersimbah air matamu saat menatap dirinya yang terbujur kaku. Aku masih ingat saat senyum yang biasanya selalu menghiasi bibirmu menghilang seiring dengan tubuhnya yang semakin mendingin. Aku masih ingat wajah sendumu saat duduk terpekur menatap peti mati kekasih tercintamu. Semua itu membekas dalam ingatanku dan membuatku semakin mencintaimu. 



Sep 12, 2011

Immortal After Dark Series - Kresley Cole

Dari berbagai macam buku novel fantasy romance yang saya baca, seri ini masih tetap menjadi favorit pertama, terutama setelah sang pengarang konsisten dengan gaya bercerita dan juga plot yang menarik hingga buku ke 9 (atau buku ke 11 kalau dihitung dengan 2 short stories). 

Banyak sekali pengarang fantasy romance yang juga membuat seri tersendiri, sebut saja beberapa pengarang favorit saya juga (walau tidak sefavorit Kresley Cole) seperti JR Ward – Black Dagger Brotherhood (sempat menjadi favorit no 1 tapi setelah buku ke 4, plotnya mulai kurang menarik dan kurang greget), Lyndsay Sand – Argenau Family, Christine Feehan – Carpathian, Gena Showalter – Atlantis dan Lords of Underworld, dan juga Sherrlyn Kenyon – Dark Hunters. Kebiasaan yang sering muncul adalah setelah buku kesekian, dengan karakter kesekian, plot dari 1 buku ke buku lain mulai mengabur atau kadang tidak jelas. Selain itu gaya berceritanya menjadi semakin monoton, walau yah masih menarik untuk dibaca.


Sep 5, 2011

Kapan oh Kapan

Kapan?” Mungkin itulah kata tanya yang paling menyebalkan bagi saya. Celakanya, kata “kapan” itu pasti selalu wajib muncul di setiap masa Lebaran. Yah mungkin titik utamanya bukanlah Lebarannya, tetapi dalam pertemuan keluarga alias kumpul-kumpul yang pasti terjadi saat Lebaran. Bukankah Lebaran adalah waktu untuk bertemu dengan sanak saudara?
Nah “kapan” ini pertama kali muncul saat masih kuliah, dengan “Kapan lulus?”. Beruntunglah saya sudah kerja sebelum lulus, sehingga tidak sempat kena “Kapan kerja?”. Tapi sudah pasti setelah bekerja, yang ditanyakan adalah “Kapan nikah?” apalagi kalau sudah ada saudara yang menikah duluan alias “dilangkahi.” Setelah menikah, tentu saja yang ditanyakan adalah “Kapan hamil?” atau “kapan punya anak?” 

Aug 25, 2011

Brussels Spring Epicentrum Walk

Dulu, beberapa tahun yang lalu, Brussels Spring adalah salah satu cafe favorit saya di Bandung. Di mana lagi bisa mendapatkan aneka waffle dan pancake, dengan aneka topping yang menggugah selera, juga variasi makanan berat seperti pasta dan steak di tempat yang cozy dan asyik untuk nongkrong. Syukurlah sekitar setahun ini Brussel Springs membuka cabang entah franchise di Jakarta. 

Malam itu kami datang bertiga, dengan saya yang merasa cukup lapar berhubung ketika buka puasa hanya makan "sedikit saja". Jadilah saya sendiri yang memesan makanan berat sementara kedua teman saya memilih waffle. Atas rekomendasi Mas Waiter, saya memilih Raviolli Ala Brussels Spring (50K0, sementara teman saya memilih Strawberry Cheese Liege Waffle ( 37.5K) dan Strawberry Snow White Waffle with Vanilla Ice Cream (37.5K). Untuk minumnya, kami memilih menu "biasa" yaitu Ice Tea with Lychee (18K), Hot Lemon Tea (12K), dan Mineral Water (6K) saja. 

Sementara menunggu, kami sibuk menggagumi interior Brussels Spring yang cantik, dengan dominasi warna merah dan putih. Pintu masuknya ada di dua sisi yang saling membelakangi. Sisi depan berisikan etalase praline, cake, dan ice cream; sedangkan sisi belakangnya lebih didominasi oleh deretan meja  dan bangku. Meja di bagian belakang ini pun cukup unik, berupa meja kayu berwarna putih biasa, namun di dalam meja itu diletakkan miniatur2 barang2 (duh bingung namanya apa) yang mencerminkan sebuah dapur dan ruang makan, lengkap dengan  alat-alat pemanggang roti kecil, piring kecil, meja kecil, bahkan sampai ada miniatur roti dan selainya. Imut banget deh.

Jul 22, 2011

Demi Diskon

Diskon mungkin adalah kata yang disukai banyak orang. Tapi pengorbanan dari diskon ini terkadang sangatlah besar, dan syukurnya (atau sayangnya?) konsumen Indonesia adalah tipe yang rela berkorban demi diskon sekecil apapun. Lihat saja betapa ramainya mall pada saat acara Midnight Sale, Jakarta Great Sale, atau apapun yang berbau-bau sale. Lihat juga betapa banyak orang yang rela jauh-jauh ke berbagai merek Hypermarket demi mendapatkan barang yang lebih murah dibandingkan dengan toko di dekat rumahnya, walaupun mungkin jika dihitung dengan ongkos dan waktu yang dikeluarkan, sebenarnya jatuhnya sama saja.


Jul 20, 2011

[KUIS KUPUKUPU] Kupu-kupu Dalam Perut


“Kamu tahu arti kupu-kupu dalam perutku?”
Dadun terdiam, berpikir nampaknya, entah melamun. “Butterfly in my stomach.”
“Yeee itu sih terjemahannya. Gak menjawab pertanyaan ah.”  
 “Aku tidak tahu artinya, tapi ada kupu-kupu yang hidup dalam perutku saat ini. “
“Ah masa? Mana mungkin ada kupu-kupu hidup dalam perut?” Minie menatap Dadun tak percaya.
“Akan kutunjukkan besok. Biasanya kupu-kupu itu lebih terasa hidup ketika bertemu denganmu setelah berpisah.”
***
“Mana kupu-kupu dalam perutmu?” todong Minie keesokan harinya.
“Sini mendekat. Kepak sayapnya hanya terasa kalau kamu dekat-dekat aku.” Dadun menggamit tangan  kanan Minie, diletakkannya tangan Minie tepat di atas perutnya.
“Rasakan ada getar-getar kecil di sana.” Minie mengerutkan dahi. Tangannya mengelus-elus perut Dadun, mencoba merasakan getar sayap kupu-kupu.
“Yang ada hanya seperti detak jantung. Dag Dig Dug.”
“Itu getar sayap kupu-kupu dalam  perut.  Kalau mau merasakan detak jantung, bukan di situ. Harus lebih ke atas lagi.” Jelas Dadun sabar. Kali ini dia menggamit tangan kiri Minie dan meletakkannya tepat di atas dada kirinya.
“Coba kamu rasakan. Beda kan?”
Wajah Minie berubah menjadi takjub. “Iya!  Gerakannya berbeda. Detak eh kepak kupu-kupu dalam perutmu lebih cepat dibandingkan detak jantungmu.”
“Kubilang juga apa.”
“Sejak kapan ada kupu-kupu dalam perutmu?”
“Sejak aku ketemu kamu pertama kalinya, dua bulan lalu. Kamu ingat?”
Tentu saja Minie ingat. Dua bulan yang lalu mereka bertemu di taman ini, dan mereka tak bisa berhenti untuk tidak bertemu lagi, nyaris setiap hari, di taman ini juga.
“Kenapa kamu bertanya tentang kupu-kupu dalam perut?” kali ini ganti Dadun bertanya.
“Karena aku membaca kalau kupu-kupu dalam perutnya adalah salah satu tanda jatuh cinta.”
“Lalu apakah ada kupu-kupu juga dalam perutmu?”
Minie menggeleng sedih. “Aku tak pernah merasakan kepak sayap kupu-kupu dalam perutku.“
***

Jul 12, 2011

Pelampiasan Mood

Mood di kantor sedang jelek. Entahlah mungkin karena terlalu banyak proyek yang berseliweran. Mungkin juga karena semakin banyak klien yang datang menghantui. Bisa jadi karena harus kejar-kerjaran dengan target dan waktu. Inti dari semuanya sih, too much work load


Seperti biasanya, ada banyak cara untuk menanggapi rasa stress itu. Paling bagus tentu saja orang-orang yang masih bisa tertawa dan bekerja kembali demi mengurangi segala beban menggantung. Ada pula yang menjadi sensitif dan gampang marah karena hal kecil. Ada pula yang mengambil jalan ekstrim dengan mengundurkan diri, yang tentu saja menambah beban stress bagi rekan kerja yang ditinggalkan. Bahkan ada yang dalam proses denial –begitulah kami menyebutnya untuk masa ketika malas sangad untuk kerja dan tidak bisa konsentrasi .

Tipe yang manakah saya? Hmm…nampaknya saya tipe yang stress akan mencari pelampiasan dengan hal lain, misalnya ya menulis di sini hahaha. Setidaknya saya tidak mengganggu orang lain dengan semburan-semburan amarah tidak jelas dan kesensitifan berlebih.

Dua hal itu adalah hal yang paling saya benci karena mood saya gampang berubah. Ketika pagi-pagi sudah kena sembur mood orang yang tidak jelas, bisa-bisa hal itu merusak hari saya. Jadi lebih baik daripada ikutan bad mood, mending meracau tidak jelas di blog sajalah. Sebenarnya sih rasa kesal itu masih ada. Tapi akan semakin tidak etis jika dilampiaskan kembali, harus dinetralkan sebelum tambah meracuni.

-Ampun Pak Bos, saya korupsi waktu lagi, tapi setelah ini akan kembali bekerja dengan baik kok, ini kan mekanisme diri agar mood kerja tidak terkontaminasi-

Jun 12, 2011

Membangkitkan Naluri Menulis

Sudah lama saya absen dari dunia tulis-menulis, bahkan colak-colek blog pun tidak lagi. Itulah salah satu alasan saya untuk membuat blog baru, supaya ada gairah baru untuk kembali menulis. 

Di bulan Juni ini, ada beberapa hal yang (seharusnya) membuat saya kembali menulis. Pertama, saya iseng ingin berpartisipasi dalam Arisan Cerpen Romantis Café Rusuh. Kedua, sedari dulu pernah berjanji untuk ikutan Lomba Cerita Pendek Fantasi alias Fantasy Fiesta, cuma sampai detik ini belum juga terlaksana. Ketiga, ada lomba lagi dari Weddingku untuk menceritakan kisah Honeymoon. Well, berhubung saya juga sedang belajar membuat jurnal perjalanan, sepertinya ini kesempatan yang baik untuk berlatih.

Seharusnya semua hal itu memancing saya untuk benar-benar mulai menulis. Bukannya malah bengong di depan komputer. Err…ya gak bengong juga sih, tapi mengerjakan pekerjaan kantor hehe, berhubung gairah menulis saya biasanya hanya muncul di kantor (kebiasaan buruk: korupsi waktu). Sudah ada beberapa ide seliweran di kepala, sebagian sudah tertuang dan sebagian lagi masih mencari bentuk. Hanya saja, terlalu lama absen menulis ternyata lumayan menyulitkan juga >.<. Contoh paling mudah adalah saya kesulitan untuk menggambarkan setting di dalam cerita. Rasanya kok tidak pas juga.  Sudah mencoba mencari ilham dengan membaca cerita kawan-kawan lain, tapi masih saja rasanya mentok. Ada pula ide cerita yang pada awalnya berteriak untuk dituangkan dalam kata, tapi begitu mencapai beberapa halaman, mulailah rasa bingung itu hadir: mau dikemanakan cerita ini ya?

Yah mungkin saya harus mencoba lebih keras, tanpa justifikasi diri dengan pekerjaan yang menumpuk dan dateline ketat. Toh semua penulis yang saya kenal juga rata-rata bekerja penuh waktu, namun mereka masih bisa menulis kan (ada yang mau bagi tips tidak ya hehe)?


Jun 6, 2011

Beastly yang Tidak Ugly

Akhirnya, setelah berbulan-bulan puasa bioskop, gara-gara Cineplex 21 yang tidak jelas itu, masuk juga film lumayan worth it ditonton di bioskop. Sebenarnya beberapa minggu ini ada beberapa film yang juga layak ditonton, seperti Source Code dan Limitless, sayangnya saya sudah terlebih dahulu menontonnya via donlot hehehe…. Jadilah ketika film itu (ternyata) ditayangkan di bioskop Indonesia, saya tidak berminat untuk menonton (ulang). 

Nonton, baik di bioskop maupun di TV (alias pakai DVD) adalah salah satu hiburan saya dengan suami. Kami senang menenggelamkan diri dalam dunia fantasi, sejenak melupakan kisruh dunia nyata (lebay benerrrrr). Kalau suami senang segala macam genre film, saya, dengan IQ yang nampaknya semakin menurun dari hari ke hari, lebih suka film “tanpa mikir” yang alhasil berkisar film-film komedi romantis, kartun, dan fantasi. Yah terkadang saya masih menonton juga beberapa action yang tidak terlalu heboh atau berdarah-darah dan juga beberapa drama yang tidak terlalu berat.  Hanya satu genre yang sampai sekarang saya ogah menontonnya: horror. Prinsip saya sih, saya nonton untuk menghibur diri, bukan menakut-nakuti diri hehehe….

Sayangnya sejak kasus Cineplex 21 itu, hanya sedikit, atau bahkan nyaris tidak ada film layak tonton yang menghiasi layar lebar dan menjadi hiburan kami. Padahal banyak sekali film-film yang ditunggu-tunggu seperti Thor, Kungfu Panda 2, X-Men, Harry Potter, dll. Alhasil kami kehabisan hiburan dan akhirnya harus berpuas diri menunggu DVD bajakan.

Syukurlah setelah iseng-iseng mengecek 21 cineplex, ternyata salah satu film midnight hari Sabtu, 04 Juni 2011 adalah Beastly. Sudah tahu apa Beastly itu? Yaks…Beastly adalah film adaptasi modern dongeng Beauty dan the Beast. Berhubung ceritanya dari dongeng, tentu saja alurnya sudah cukup tahu, hanya berbeda nama dan twistnya saja. Settingnya pun disesuaikan dengan genre remaja, alias masih SMA.


Jun 2, 2011

Wake Up in the Wrong Side of the Bed

Betapa menyebalkannya untuk bangun di pagi hari dengan mood yang sudah terjun bebas ke jurang. Meninggalkan kepahitan pedas di mulut dan benak yang buntu. Merusakkan hari yang seharusnya cerah. Membuat segala warna menjadi hitam penuh lara atau merah penuh amarah. Tak ada tawa hari ini, bahkan hanya seulas senyum. 

Ada gumpalan badai di hati ini. Ingin menggila. Ingin mengamuk. Ingin menghancurkan sesuatu. Ingin berteriak. Ingin terbang tinggi meninggalkan semuanya. Ingin membiarkan tentakel-tentakel penuh racun menyengat siapa saja yang berdiri terlalu dekat.
  

Fight for the Life

Saya selalu percaya bahwa sesuatu yang yang didapatkan dengan usaha maka akan lebih lama dihargai dan bertahan. Tetapi justru kadang niat dan kesungguhan untuk berusaha itu yang sulit dibangun. Bagaimanakah caranya untuk membangkitkan keinginan orang untuk berusaha bagi hidupnya sendiri saat selama ini dia terlena dengan segala keberadaan yang begitu saja ada? Well…tentu saja segala keberadaan itu tidak muncul dari langit, tetapi diusahakan oleh orang lain, demi dia.



Apr 14, 2011

Love vs Reality



I just found a really nice quote from  a romance novel (that some people may think don't have any literature value but hey....novel it's very entertaining, and that is what some people looking for when they read a book -sorry, a lil bit get carried away-)

"Love can conquer everything but reality. Which will win every stinking time." (JR Ward, Lover Unleashed)

Apr 11, 2011

Tiga Serangga Paling Menyebalkan (Versi saya tentunya)

Pengumuman....Saya pencinta kucing....

Oh well, agak tidak nyambung juga itu pengumuman karena yang dibahas di sini bukanlah kucing, tetapi mengenai beberapa serangga yang paling saya benci, bukan saya takuti lho ya.... Kalau takut orang akan lari atau sembunyi jika melihat binatang yang dia takuti, tapi saya cuma benci dan merasa sangat terganggu dengan binatang tersebut.

Ketiga serangga yang paling super duper saya benci adalah (tidak dalam urutan) semut, nyamuk, dan kecoa. Kalau sudah urusan nyamuk dan kecoa, saya bisa-bisa gak bisa tidur, sibuk nguber-nguber si nyamuk agar tidak berdenging di dekat telinga atau nguber-nguber si kecoa agar tidak hinggap sembarangan di dekat saya. 

Apr 10, 2011

Happy 2nd Wedding Anniversary

It's been lovely 2 years of being a married woman. We've gone through happy moments and also sad and angry ones, we passed jagged rocks along the way but also beautiful rainbows, we shed tears but also shared laughter, we spent so many nights a part but did as best as we can to snuggled next to each other as long as we can, we threw daggers at each other but also gave soothing balm to each other wounds, all in one, we've made it until today, 2 years of wedding, 4 years of courting, and more than 15 years of friendship. Love you, hubby -kiss-

Apr 7, 2011

New blog....New type of writing

Entah berapa lama sejak terakhir nge-blog, itu pun terakhir kali bukan di main blog zaman baheula Love is like heaven and hell tapi di multiply Aikouka. Lalu apa bedanya blog ini dengan blog-blog saya yang lain (dan yang sudah terbengkalai itu)? Sepertinya hanya satu: gaya bahasa yang digunakan hahahaha..... Kalau dulu masih senang merangkai kata demi menghasilkan sebuah prosa liris. Kalau sekarang haduh gak kepikiran deh. Rasanya memang agak aneh juga untuk mulai menulis di blog tanpa berpuitis ria atau mengarang cerita. Tapi yah...mungkin sudah saatnya membuka lembaran baru, mewarnai dunia maya dengan tulisan baru, walau mungkin sesekali akan tetap muncul sisi gelap Noir yang saat ini terkubur entah di mana.