Apr 11, 2011

Tiga Serangga Paling Menyebalkan (Versi saya tentunya)

Pengumuman....Saya pencinta kucing....

Oh well, agak tidak nyambung juga itu pengumuman karena yang dibahas di sini bukanlah kucing, tetapi mengenai beberapa serangga yang paling saya benci, bukan saya takuti lho ya.... Kalau takut orang akan lari atau sembunyi jika melihat binatang yang dia takuti, tapi saya cuma benci dan merasa sangat terganggu dengan binatang tersebut.

Ketiga serangga yang paling super duper saya benci adalah (tidak dalam urutan) semut, nyamuk, dan kecoa. Kalau sudah urusan nyamuk dan kecoa, saya bisa-bisa gak bisa tidur, sibuk nguber-nguber si nyamuk agar tidak berdenging di dekat telinga atau nguber-nguber si kecoa agar tidak hinggap sembarangan di dekat saya. 


Saya masih ingat pengalaman zaman kuliah dulu, ketika saya mengontrak rumah bersama beberapa teman dan saya harus berbagi kamar dengan seorang teman. Kebetulan memang itu rumah tua, dekat selokan serta kebun, dan kita memang punya banyak sekali barang yang bisa menjadi tempat favorit para serangga bersarang (belum lagi tikus). Yah mungkin kita juga (sedikit) jorok jadi entah kenapa sering sekali ada binatang-binatang aneh yang masuk ke rumah kita. Kalau sekedar kucing atau tikus saja sih masih biasa, minimal kalau kucing bisa jadi peliharaan dan kalau tikus masih gampang diusir ke luar rumah (walau tikusnya guede banget deh). Pernah teman sekamar saya menemukan seekor kodok (yap...kodok) nongkrong dengan manis di bantalnya, tepat ketika dia hendak merebahkan diri untuk tidur. Jadilah malam-malam kami sibuk mengusir si kodok. Pernah juga yang muncul adalah laba-laba kebun yang sangat besar dengan kaki panjang sibuk menari lincah di tembok. Yang paling seram sih ketika mendapat "kunjungan" ular-ular kecil yang suka nyelip di sepatu. Harus extra hati-hati dan mengecek sepatu setiap kali hendak memakainya.


Tapi "tamu" yang paling sering muncul adalah tentu saja kecoa. Memang mahluk ini bisa ditemukan di mana saja dan paling susah diburu (sudah gitu susah tewas pulak). Sering sekali teman saya terbangun di tengah malam dan melihat saya sibuk mengejar-ngejar kecoa dengan sapu. Yah...saya benci sekali melihat kecoa dan bayangan kecoa itu hinggap di badan saya ketika tidur cukup membuat saya rela bangun lalu menguber-uber kecoa dengan semangat. Oh ya kecoa yang paling susah dan menyebalkan untuk diburu adalah kecoa dewasa yang sudah punya sayap, alias kecoa terbang...ampun deh mereka lincah banget menghindar dari kejaran sapu. Rasanya tidak terbayang orang-orang yang doyan makan kecoa, mau disate kek, mau digoreng kek, dibalado kek, mau dibilang gizinya banyak kek, tetap saja bikin enek.


Yang kedua adalah si nyamuk nakal. Yah minimal ini masih lebih gampang diatasi walau sebenarnya lebih berbahaya (hitung saja berapa banyak penyakit dengan nyamuk sebagai carriernya). Asal sedia obat nyamuk atau lotion anti nyamuk sih tidak terlalu masalah. Pada dasarnya saya memang insomnia, tapi kalau ditambah dengan mendengar dengingan nyamuk di malam hari, sudah pasti nambah susah tidur deh. Makanya saya selalu sedia obat nyamuk dan juga lotion anti nyamuk, antisipasi jika sewaktu-waktu para gerombolan nyamuk menyerbu (seperti ketika habis hujan). 


Nah yang paling terakhir dan sebenarnya mungkin untuk sebagian besar orang adalah hal yang biasa saja adalah saya tidak suka dengan si semut nakal. Ini terutama di kost saya ini, benar-benar menyebalkan ketika segala sesuatu yang saya letakkan di meja selalu dikerubuti semut. Kalau memang benda tersebut adalah makanan manis atau gula masih mendinglah ya. Lha ini, air putih saja disemutin, barang di kulkas saja kadang si semut-semut ini bisa menyusup, benar-benar membuat jengkel. 
Walaupun ada kata-kata bijak dari seseorang yang tidak sengaja saya temukan di sini bahwa kita harus mencintai segala sesuatu, termasuk semut, agar tidak merasa terganggu (beliau memberi contoh anak bayi, kalau sang ibu benar-benar mencintai bayinya maka dia tidak akan pernah merasa terganggu dengan segala sesuatunya. Tapi saya pribadi sih merasa kurang cocok analoginya hehehe....). Lebih tepatnya kata-katanya begini: Orang yang membenci sesuatu selalu akan merasa terganggu dengan apapun yang dilakukan oleh orang yang dibencinya tersebut, tapi orang yang menyukai sesuatu dia tidak akan pernah merasa terganggu, karena memang perasaan mengganggu itu terlahir dari tidak adanya rasa cinta. 

Ah tetap saja saya benci semut (dan rasanya sulit sekali untuk repot-repot mencintai mereka demi untuk tidak merasa terganggu) dan merasa amat sangat terganggu. Walau sebenarnya kadang suka tidak tega juga untuk membunuhi mereka dan walhasil hanya membiarkan mereka berpesta pora dengan makanan saya. Nah....jadi sebaiknya harus bagaimana yaks?

0 comments:

Post a Comment