Jul 22, 2011

Demi Diskon

Diskon mungkin adalah kata yang disukai banyak orang. Tapi pengorbanan dari diskon ini terkadang sangatlah besar, dan syukurnya (atau sayangnya?) konsumen Indonesia adalah tipe yang rela berkorban demi diskon sekecil apapun. Lihat saja betapa ramainya mall pada saat acara Midnight Sale, Jakarta Great Sale, atau apapun yang berbau-bau sale. Lihat juga betapa banyak orang yang rela jauh-jauh ke berbagai merek Hypermarket demi mendapatkan barang yang lebih murah dibandingkan dengan toko di dekat rumahnya, walaupun mungkin jika dihitung dengan ongkos dan waktu yang dikeluarkan, sebenarnya jatuhnya sama saja.


Jul 20, 2011

[KUIS KUPUKUPU] Kupu-kupu Dalam Perut


“Kamu tahu arti kupu-kupu dalam perutku?”
Dadun terdiam, berpikir nampaknya, entah melamun. “Butterfly in my stomach.”
“Yeee itu sih terjemahannya. Gak menjawab pertanyaan ah.”  
 “Aku tidak tahu artinya, tapi ada kupu-kupu yang hidup dalam perutku saat ini. “
“Ah masa? Mana mungkin ada kupu-kupu hidup dalam perut?” Minie menatap Dadun tak percaya.
“Akan kutunjukkan besok. Biasanya kupu-kupu itu lebih terasa hidup ketika bertemu denganmu setelah berpisah.”
***
“Mana kupu-kupu dalam perutmu?” todong Minie keesokan harinya.
“Sini mendekat. Kepak sayapnya hanya terasa kalau kamu dekat-dekat aku.” Dadun menggamit tangan  kanan Minie, diletakkannya tangan Minie tepat di atas perutnya.
“Rasakan ada getar-getar kecil di sana.” Minie mengerutkan dahi. Tangannya mengelus-elus perut Dadun, mencoba merasakan getar sayap kupu-kupu.
“Yang ada hanya seperti detak jantung. Dag Dig Dug.”
“Itu getar sayap kupu-kupu dalam  perut.  Kalau mau merasakan detak jantung, bukan di situ. Harus lebih ke atas lagi.” Jelas Dadun sabar. Kali ini dia menggamit tangan kiri Minie dan meletakkannya tepat di atas dada kirinya.
“Coba kamu rasakan. Beda kan?”
Wajah Minie berubah menjadi takjub. “Iya!  Gerakannya berbeda. Detak eh kepak kupu-kupu dalam perutmu lebih cepat dibandingkan detak jantungmu.”
“Kubilang juga apa.”
“Sejak kapan ada kupu-kupu dalam perutmu?”
“Sejak aku ketemu kamu pertama kalinya, dua bulan lalu. Kamu ingat?”
Tentu saja Minie ingat. Dua bulan yang lalu mereka bertemu di taman ini, dan mereka tak bisa berhenti untuk tidak bertemu lagi, nyaris setiap hari, di taman ini juga.
“Kenapa kamu bertanya tentang kupu-kupu dalam perut?” kali ini ganti Dadun bertanya.
“Karena aku membaca kalau kupu-kupu dalam perutnya adalah salah satu tanda jatuh cinta.”
“Lalu apakah ada kupu-kupu juga dalam perutmu?”
Minie menggeleng sedih. “Aku tak pernah merasakan kepak sayap kupu-kupu dalam perutku.“
***

Jul 12, 2011

Pelampiasan Mood

Mood di kantor sedang jelek. Entahlah mungkin karena terlalu banyak proyek yang berseliweran. Mungkin juga karena semakin banyak klien yang datang menghantui. Bisa jadi karena harus kejar-kerjaran dengan target dan waktu. Inti dari semuanya sih, too much work load


Seperti biasanya, ada banyak cara untuk menanggapi rasa stress itu. Paling bagus tentu saja orang-orang yang masih bisa tertawa dan bekerja kembali demi mengurangi segala beban menggantung. Ada pula yang menjadi sensitif dan gampang marah karena hal kecil. Ada pula yang mengambil jalan ekstrim dengan mengundurkan diri, yang tentu saja menambah beban stress bagi rekan kerja yang ditinggalkan. Bahkan ada yang dalam proses denial –begitulah kami menyebutnya untuk masa ketika malas sangad untuk kerja dan tidak bisa konsentrasi .

Tipe yang manakah saya? Hmm…nampaknya saya tipe yang stress akan mencari pelampiasan dengan hal lain, misalnya ya menulis di sini hahaha. Setidaknya saya tidak mengganggu orang lain dengan semburan-semburan amarah tidak jelas dan kesensitifan berlebih.

Dua hal itu adalah hal yang paling saya benci karena mood saya gampang berubah. Ketika pagi-pagi sudah kena sembur mood orang yang tidak jelas, bisa-bisa hal itu merusak hari saya. Jadi lebih baik daripada ikutan bad mood, mending meracau tidak jelas di blog sajalah. Sebenarnya sih rasa kesal itu masih ada. Tapi akan semakin tidak etis jika dilampiaskan kembali, harus dinetralkan sebelum tambah meracuni.

-Ampun Pak Bos, saya korupsi waktu lagi, tapi setelah ini akan kembali bekerja dengan baik kok, ini kan mekanisme diri agar mood kerja tidak terkontaminasi-