Jul 12, 2016

Dreaming a Little Dream


Ariadne: Why is it so important to dream? 
Cobb: Because, in my dreams we are together. (Inception, 2010) 

Dear Lelaki Mimpi,
Senyummu mulai pudar dari ingatanku. Pun aku tak lagi ingat akan detil wajahmu. Hanya ada rasa yang tertinggal dalam hatiku. Rasa yang sudah lama hilang dan tak pernah kusadari bahwa rasa itu kurindukan. Rasa yang menghangatkan jiwa dan memunculkan kenang akan mimpi. 

Waktu dalam dunia mimpi hanyalah sekejap. Tapi nyata menjadi kabur di dalamnya. Kucoba kembali padamu, pada senyum hangatmu, pada dunia lain yang kita arungi bersama; tapi mimpi itu mengalir pergi seiiring dengan waktu. Yang tersisa hanyalah ingatan akan mimpi yang begitu manis, hingga merasuk hingga ke alam nyata. 

Aku tak lagi ingat siapa dirimu di dalam mimpi itu. Hanya ada fragmen- fragmen yang mengingatkanku akan dirimu. Tapi senyum itu, senyum penuh cinta, tetap mengingatkanku akan dirimu. Namun fragmen itu pun mulai menghilang ditelan waktu.

Ingin aku mempertahankan rasa itu. Ingin aku tetap jatuh cinta pada senyum milikmu. Ingin aku kembali pada rengkuh cintamu yang begitu hangat. Tapi kau hanyalah mimpi, mimpi yang begitu indah hingga tak bisa segera terlupa dari ingatan. 

Dear Lelaki Mimpi,
Semoga suatu saat, senyum itu benar ada untukku di dunia nyata ini, dan aku tak lagi merindu cinta yang hanyalah ada di dalam mimpi. 

(13 Jul 2016, 3.43 AM)