Jul 20, 2011

[KUIS KUPUKUPU] Kupu-kupu Dalam Perut


“Kamu tahu arti kupu-kupu dalam perutku?”
Dadun terdiam, berpikir nampaknya, entah melamun. “Butterfly in my stomach.”
“Yeee itu sih terjemahannya. Gak menjawab pertanyaan ah.”  
 “Aku tidak tahu artinya, tapi ada kupu-kupu yang hidup dalam perutku saat ini. “
“Ah masa? Mana mungkin ada kupu-kupu hidup dalam perut?” Minie menatap Dadun tak percaya.
“Akan kutunjukkan besok. Biasanya kupu-kupu itu lebih terasa hidup ketika bertemu denganmu setelah berpisah.”
***
“Mana kupu-kupu dalam perutmu?” todong Minie keesokan harinya.
“Sini mendekat. Kepak sayapnya hanya terasa kalau kamu dekat-dekat aku.” Dadun menggamit tangan  kanan Minie, diletakkannya tangan Minie tepat di atas perutnya.
“Rasakan ada getar-getar kecil di sana.” Minie mengerutkan dahi. Tangannya mengelus-elus perut Dadun, mencoba merasakan getar sayap kupu-kupu.
“Yang ada hanya seperti detak jantung. Dag Dig Dug.”
“Itu getar sayap kupu-kupu dalam  perut.  Kalau mau merasakan detak jantung, bukan di situ. Harus lebih ke atas lagi.” Jelas Dadun sabar. Kali ini dia menggamit tangan kiri Minie dan meletakkannya tepat di atas dada kirinya.
“Coba kamu rasakan. Beda kan?”
Wajah Minie berubah menjadi takjub. “Iya!  Gerakannya berbeda. Detak eh kepak kupu-kupu dalam perutmu lebih cepat dibandingkan detak jantungmu.”
“Kubilang juga apa.”
“Sejak kapan ada kupu-kupu dalam perutmu?”
“Sejak aku ketemu kamu pertama kalinya, dua bulan lalu. Kamu ingat?”
Tentu saja Minie ingat. Dua bulan yang lalu mereka bertemu di taman ini, dan mereka tak bisa berhenti untuk tidak bertemu lagi, nyaris setiap hari, di taman ini juga.
“Kenapa kamu bertanya tentang kupu-kupu dalam perut?” kali ini ganti Dadun bertanya.
“Karena aku membaca kalau kupu-kupu dalam perutnya adalah salah satu tanda jatuh cinta.”
“Lalu apakah ada kupu-kupu juga dalam perutmu?”
Minie menggeleng sedih. “Aku tak pernah merasakan kepak sayap kupu-kupu dalam perutku.“
***

 
“Aku punya sesuatu untukmu.” Kata Dadun ketika mereka kembali bertemu. Disodorkannya sebuah kotak kaca berisi seekor kupu-kupu. Sayapnya besar dan sangat cantik, berwarna biru kehijauan, seperti warna bola mata Dadun.
“Wow hadiah. Aku kan tidak ulang tahun hari ini.”
“Ini bukan hadiah. Ini pinjaman.”
“Cantik sekali.” Desah Minie kagum,” dapat dari mana?”
“Itu kupu-kupu dari perutku.”  
“Lalu sekarang tidak ada kupu-kupu dalam perutmu lagi?”
Dadun menggeleng. “Kupu-kupu dalam perutku ada di dalam kotak itu. Kutitipkan padamu. “
“Buat apa?”
“Siapa tahu setelah kamu memelihara kupu-kupu itu, akan muncul kupu-kupu di perutmu sendiri.”
***
Apakah benar tidak ada kupu-kupu di perutmu?
Suara itu muncul tiba-tiba di benak Minie kala sedang mengagumi kupu-kupu milik Dadun di kamarnya.
“Siapa yang bicara?” seru Minie kaget.
Aku kupu-kupu milik Dadun.  
 “Jadi kamu bisa bicara ya?”
Hanya pada pemilikku dan orang yang dipercaya untuk melihatku.
“Kenapa kamu bisa tumbuh di dalam perut Dadun?”
Ketika Dadun mulai jatuh cinta, tubuhnya mengeluarkan endorphin yang memberi penghidupan kepada kupu-kupu..
“Kenapa tidak ada kupu-kupu dalam perutku?”  
Apakah kamu sedang jatuh cinta?
***
“Apakah kamu cinta padaku?” Tanya Minie tiba-tiba.
“Aduh kamu ini. Kalau aku tidak cinta padamu, kenapa bisa ada kupu-kupu tumbuh dalam perutku?” Lama-kelamaan Dadun gemas sekaligus sedih. Kupu-kupu dalam perutnya sudah tumbuh demikian besar, tetapi belum juga ada kupu-kupu tumbuh di perut Minie.
 “Memangnya apa yang kamu rasakan kalau bertemu denganku?”
Minie berpikir sejenak. “Rasanya hatiku mengembang, jadi sesak.”
“Mana sini coba aku rasakan.”  
“Mesum ih, kalau kamu mau rasakan hatiku, kan letaknya di dekat dada.”
Dadun memandang Minie dengan kesal. “Kalau begitu coba keluarkan apa yang ada di hatimu. Biar aku tidak usah pegang-pegang kamu.”
“Bagaimana caranya?”
“Cobalah berpikir tentang aku sampai dadamu benar-benar sesak, lalu sentuh daerah yang terasa paling sesak dan tarik keluar apapun yang tersentuh. Mungkin benda yang membuatmu sesak itu bisa tertarik keluar.”
***
“Kukembalikan kupu-kupumu.”
“Kenapa? Apakah sudah ada kupu-kupu yang tumbuh di perutmu?” Tanya Dadun penuh harap, diletakkannya kotak kaca berisi kupu-kupu miliknya di atas bangku.
“Aku sudah coba saranmu. Berpikir tentangmu, tentang kita, sampai dadaku rasanya mau pecah. Lalu kutarik benda yang menyesakkan dadaku itu. Tapi tak ada kupu-kupu.”
“Lalu apa yang kamu temukan?”
“Ini.” Minie menyodorkan setangkai mawar merah yang mekar sempurna. Ukurannya cukup besar, hampir sebesar kupu-kupu milik Dadun.
“ Hah? Bunga mawar?” Dadun memandang bunga mawar di tangannya lalu memandang kupu-kupu dalam kotak kaca. Kupu-kupu miliknya terbang dengan semangat menghadap bunga mawar di tangan nya.
“Sepertinya kupu-kupu hanya berlaku untuk lelaki yang jatuh cinta.” Bisik Minie.
“Lalu apa arti bunga mawar ini?”
“Aku lupa memberitahumu, kalau bunga yang mekar di dada adalah juga tanda seorang gadis jatuh cinta.” Minie tersenyum-senyum jahil memandang Dadun yang terbelalak menatapnya.
“Jadi kamu cinta aku?”
“Kalau aku tidak cinta kamu, mana bisa mawar sebesar ini mekar di dadaku?”

Senyum Dadun pun merekah. Diulurkannya tangannya untuk memeluk Minie erat. Bunga mawar di tangannya terjatuh perlahan, tepat di atas kotak kaca. Tampak sekilas cahaya menyilaukan dan kemudian tak ada apa-apa di bangku taman itu, hanya sepasang kekasih yang berbahagia dan merayakan cinta mereka. 

4 comments:

Anonymous said...

ini mah beneran romantis :">

Noir said...

Nah makanya gimana menulis cerita yang komedi romantis ya huhuhu -_-

Gem said...

Whaaaa.... seperti baca nvl dewasa...^^a maap maap... tapi, romatisnya serius sekali... ^^ khu khu khu

Lia Chan said...

baguuuuuuuuuuuuuus banget. ER O EM A EN TE I ES~

Post a Comment