Nov 30, 2008

Twilight

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Twilight
Directed by : Catherine Hardwicke
Writers : Melissa Rosenberg (screenplay)
: Stephenie Meyer (Novel)
Cast : Kristen Stewart, Robert Pattinson, Billy Burke, Ashley Greene, Cam Gigandet, Taylor Lautner
Duration : 122 min



Maybe this is one of rare novel adapted movies without too much change than its novel.

Sebagai movies and book lover, saya cukup terkejut menyaksikan prolog film ini sama persis dengan prolog novelnya. Dengan alur yang terkesan agak lambat, saya bagaikan membaca ulang novel twilight, dengan suguhan visual yang cukup memanjakan mata. Beberapa adegannya sesuai dengan apa yang saya imajinasikan ketika membaca novelnya, walau tentu saja, ada beberapa adegan yang agak berubah.

Isabella Swan, atau Bella (Kristen Stewart) , adalah seorang gadis yang canggung dan agak sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ketika Bella terpaksa pindah untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie Swan (Billie Burke) di sebuah kota kecil, Forks, Washington, dia tak menyangka bahwa hidupnya akan berubah sangat drastic.

Edward : I only said it would be better if we weren’t friends, not thatI didn’t want to be
Bella : What does that mean?
Edward : It means, if you’re smart….you’ll stay away from me.
Bella : Okay, let’s say for argument’s sake that I’m not smart.


Di rainy Forks inilah, Bella bertemu dengan Edward Cullen (Robert Pattinson) dan keempat saudara angkatnya, Emmet (Kellan Lutz), Rosalie (Nikki Reed), Jasper (Jackson Rathbone), dan Alice (Ashley Greene) yang merupakan pendatang baru di Forks, sama seperti Bella. Dengan kulitnya yang pucat, ketampanan memukau,dan mata tajam bak elang, Edward menarik perhatian Bella. Kisah Bella dan Edward pada awalnya terkesan bagaikan cerita roman lama, di mana sang hero dan heroine berusaha saling menjauh demi kebaikan masing-masing, namun takdir ternyata mengikat mereka berdua.

Bella : How old are you?
Edward : Seventeen
Bella : How long have you been seventeen?
Edward : …..A while



Kisah cinta Bella dan Edward adalah kisah cinta terlarang. Edward ternyata menyimpan rahasia kelam yang dapat membahayakan Bella. Tapi Bella tak peduli bahwa Edward memiliki kekuatan melebihi manusia biasa, lari secepat kilat, mampu membaca pikiran, dan Edward telah berusia 17 tahun entah untuk berapa lama. Karena Edward adalah vampire, dan tentu saja dia abadi. Walaupun vampire, Edward adalah vampire ‘vegetarian’ yaitu vampire yang bertahan hidup dengan meminum darah binatang dan tidak berburu manusia. Sedangkan Bella adalah manusia biasa.

Edward : And so the lion fell in love with the lamb
Bella : What a stupid lamb
Edward : What a sick, masochistic lion.


Tapi tak peduli akan perbedaan mereka, Bella dan Edward jatuh cinta. Setelah beberapa saat Bella dan Edward berusaha menghindari takdir masing-masing, akhirnya mereka mengakui perasaan mereka. Dan sejak itulah mereka tak terpisahkan. Mereka tak peduli lagi ketika menjadi perhatian satu sekolah karena sebelum bertemu Bella, Edward tak pernah berkencan dengan siapa pun. Bella juga tak peduli bahwa keluarga Edward yang lain adalah vampire dan belum bisa menerima seutuhnya bahwa dia adalah manusia yang jatuh cinta pada vampire, dan bahwa darah Bella memiliki keunikan tersendiri yang sangat mengundang bagi vampire. Bahkan Edward harus mati-matian menahan dirinya yang sangat tertarik dengan darah Bella dan menjaga agar Bella tetap selamat, dari dirinya maupun dari luar.

Edward : Are you afraid?
Bella : I’m only afraid of losing you.


Hanya saja, seperti kisah cinta lainnya, tentu saja ada aral melintang di depan mereka. Sekelompok vampire pemburu datang ke Forks setelah meninggalkan jejak pembunuhan di belakang mereka dan bertemu dengan Bella. Darah Bella yang unik dan perlindungan yang diberikan oleh keluarga Cullen terhadap Bella, membuat Bella menjadi tantangan bagi mereka. Perburuan Bella pun dimulai. Apakah Edward dapat menyelamatkan Bella? Lalu bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya?

Bella : Everybody’s staring
Edward : Not tha guy. No, he just looked. Breaking all the rules now anyway
Edward : Since I’m going to hell.


Okay, now the critics. Pada awal film, ketika saya sedang harap make up para vampire terkesan sangat pucat dan tidak natural. Namun seiiring alur film, perlahan-lahan para vampire menjadi semakin natural. Visualisasi akan keluarga Cullen memang tidak seindah bayangan saya. Aura vampire dan pemangsa, dimana segala yang ada dalam diri vampire: wajah, tubuh, suara, bahkan aroma, yang semestinya sangat menarik, ternyata tidak terlalu terlihat mengundang. Memang, para keluarga Cullen ini tampan dan cantik, but not vampire enough. Justru James (Cam Gigandet) yang sangat keren dan cool, cocok sekali sebagai vampire pemburu yang kejam. Oh ya, entah mengapa ayah angkat Cullen bersaudara, Dr. Carlisle Cullen (Peter Facinelli) terlihat sangat mirip dengan Tom Cruise, sedangkan James mengingatkan saya akan Brad Pitt di film Legend of the Fall, macho dan sangat maskulin, dengan aura kejam yang begitu terasa.

Acting dari Bella dan Edward pun pada awalnya terkesan kaku. Chemistry di antara mereka berdua tidak terlalu terlihat pada awalnya. Belum lagi gaya Bella yang kadang terlihat seperti gadis bodoh, bukannya mengesankan gadis yang canggung. Edward yang semestinya terlihat cool juga kadang terlihat agak aneh. Perubahan emosi Bella dan Edward, dari saling menjauhi dan akhirnya jatuh cinta juga kurang terlihat, sehingga terkesan bahwa tiba-tiba saja Bella dan Edward saling jatuh cinta, tanpa tahu mengapa. Memang, ketika mereka sudah menjadi pasangan, aura cinta begitu menyelimuti mereka dan menyamarkan pertanyaan di benak mengapa mereka bisa saling jatuh cinta sedemikian dalam.

Ada satu kekecewaan saya di sini. Adegan ketika Edward terekspose oleh sinar matahari semestinya menjadi adegan yang menunjukkan keindahan Edward, dengan kulit yang bersinar bak permata. Saya sangat ingat bahwa di novel, adegan ini lah yang sangat sangat romantis, di mana Edward menunjukkan betapa berbeda, dan betapa indahnya, dia. Di sini pula Edward dan Bella mengeksplorasi cinta mereka dan menyadari betapa berharganya masing-masing. Sayang sekali adegan ini hanya sedikit ditampilkan dalam film, dan penampilan Edward dengan kilauan matahari agak terlihat aneh. Memang, film ini juga menambahkan beberapa adegan yang diharapkan cukup romantis, seperti ketika Edward membawa Bella ke puncak pohon dan menyaksikan pemandangan danau terbentang di bawah mereka, atau adegan kissing di tempat tidur dilanjutkan dengan Edward menemani Bella hingga tertidur. Yup...tak dapat dipungkiri bahwa adegan-adegan itu sangat romantis, tapi ’feel’ kedekatan mereka masih kurang tereksplore.

Inilah film dan novel vampire yang romantis namun tidak bergaya gothic. Adegan percintaan yang indah mewarnai film ini. Tentu saja, ada beberapa adegan yang tidak ada dalam novelnya, namun dapat masuk dengan pas dalam nuansa ke-vampire-an. Beberapa adegan dalam novel pun diubah urutannya, mungkin for the sake of time sehingga tidak terlalu lama. Namun adegan-adegan penting, seperti baseball di tengah hujan petir, sungguh sesuai dengan bayangan. Diselipkan pula humor-humor segar yang semakin membuai penonton sehingga membuat film ini semakin menarik.

Salah satu kekurangan dalam novelnya yang saya rasa agak mengganggu adalah adegan klimaks ketika James hendak membunuh Bella di studio balet. Dalam novel, tidak terlalu digambarkan bagaimana Bella selamat, dan bagaimana pertarungan antara Edward dan James. Adegan terlalu cepat loncat ketika Bella sudah di rumah sakit. Tapi jangan khawair, di filmnya, adegan klimaks ini ditampilkan dengan lengkap. Kita bisa menikmati pertarungan James dan Edward sepenuhnya. Keren!

Overall, film ini sangat sesuai dengan novelnya, walaupun tentu saja tidak ada kedalaman cerita layaknya pada novel seperti kisah bagaiamana Edward dan keluarga Cullen lainnya menjadi vampire, kaitan antara James sang pemburu dengan Alice, hubungan antara Bella dan teman-teman sekolahnya, dll. Konsistensi cerita pun terjaga cukup rapi sehingga orang yang tidak membaca novelnya pun masih dapat menikmati dan terhanyut oleh flm ini. Saya cukup puas menontonnya, dan tak sabar menunggu kelanjutan Twilight: New Moon. Hmm...kapan ya?

P.S. Perhatikan mata Edward yang berubah warna setiap kali sedang emosi. So cute ^^