Showing posts with label Not Delicious. Show all posts
Showing posts with label Not Delicious. Show all posts

Nov 23, 2012

Que Sera Sera


Ada perbedaan yang sangat mendasar dari prinsip "gimana nanti" dan "nanti gimana". Sebagai orang yang (tidak malu untuk mengakui) control freak, tentu saya menganut prinsip yang kedua. Sebisa mungkin saya merencanakan apa yang hendak saya lakukan. Ya rencananya tentu tidak sampai micro planning, tetapi minimal garis besarnya dan juga segudang back up jika rencana utama tidak berhasil. Saya butuh kepastian, bukan hanya janji di awang awang.

Tapi sungguh sulit menyatukan dua orang dengan dua prinsip yang bertolak belakang. Cara berpikir dan bertindaknya pun akan jauh berbeda, malah kadang jadi kontradiktif.
Yang menjadi masalah adalah ketika muncul masalah yang seharusnya bisa dihindari kalau saja prinsip kedua yang dipakai. Sayangnya, karena prinsip pertama sudah keburu diaplikasikan, maka mau membuat rencana apapun juga percuma. Sudah keburu gagal. Saya pun hanya bisa mengelus dada.

Terkadang saya juga capek untuk selalu siaga. Saya ingin sekali-kali menikmati apa yang diberikan oleh hidup begitu saja. Tanpa harus memikirkan "nantinya bagaimana?". But everytime I relinquish control to someone, disaster is prone to happen because of the recklessness of the people, that could be avoided if only they think about it first and making a plan.

Sekarang, saya masih memegang prinsip kedua. Tapi setelah runtutan kejadian demi kejadian, mau tak mau saya pun semakin akrab dengan prinsip pertama. Because when you cant do anything at all, you can only going with the flow and hoping that in the end, everything is gonna be okay.
Que sera sera. Whatever will be, will be.

Dec 20, 2011

The Boy You Can Talk About Everything



But now, talking to you is a rare treat, especially during weekdays. We just go on our separated ways and lifes.

Do we can only talk when we meet face to face? It is hard when you are talking (read: chatting) with all other people but me (in the sake of your job, you say). I’m afraid this lack of communication just separates us furthermore, despite the distance that always be our obstacle. 

Now, it is a common occurrence for not talking at all during the day, even for just saying hello how are you? It is also very common to not knowing what you have done or feels each day. All the emotions, the stories, the life, just buried under and sometimes, when we are remember of that part of the day, we will talk about it during week end. But it is only during weekend.

I don’t want to feel complacent without you by my side. I don’t want to feel that I’m okay with or without you; because what we are for if we no longer need each other? Then we just two people who meet during weekend.

We only shared our weekend life, not our life.

Sep 29, 2011

Hidden Heartbroken


A hidden heartbroken is a saddest thing.
Silent mourning. Invisible tears. Patched up wounds.  
A hidden heartbroken is a turbulence of emotions.
Pent up anger. Welled inside sadness. Façade of joy.
A hidden heartbroken is a plea of longing.
Can you see the dead behind those lighted up eyes?
Can you hear the whisper of misery behind all of those cheers?
Can you hear the splinters of the heart in a perfect harmony?
Maybe not.
Not now.
Not ever.


Jul 12, 2011

Pelampiasan Mood

Mood di kantor sedang jelek. Entahlah mungkin karena terlalu banyak proyek yang berseliweran. Mungkin juga karena semakin banyak klien yang datang menghantui. Bisa jadi karena harus kejar-kerjaran dengan target dan waktu. Inti dari semuanya sih, too much work load


Seperti biasanya, ada banyak cara untuk menanggapi rasa stress itu. Paling bagus tentu saja orang-orang yang masih bisa tertawa dan bekerja kembali demi mengurangi segala beban menggantung. Ada pula yang menjadi sensitif dan gampang marah karena hal kecil. Ada pula yang mengambil jalan ekstrim dengan mengundurkan diri, yang tentu saja menambah beban stress bagi rekan kerja yang ditinggalkan. Bahkan ada yang dalam proses denial –begitulah kami menyebutnya untuk masa ketika malas sangad untuk kerja dan tidak bisa konsentrasi .

Tipe yang manakah saya? Hmm…nampaknya saya tipe yang stress akan mencari pelampiasan dengan hal lain, misalnya ya menulis di sini hahaha. Setidaknya saya tidak mengganggu orang lain dengan semburan-semburan amarah tidak jelas dan kesensitifan berlebih.

Dua hal itu adalah hal yang paling saya benci karena mood saya gampang berubah. Ketika pagi-pagi sudah kena sembur mood orang yang tidak jelas, bisa-bisa hal itu merusak hari saya. Jadi lebih baik daripada ikutan bad mood, mending meracau tidak jelas di blog sajalah. Sebenarnya sih rasa kesal itu masih ada. Tapi akan semakin tidak etis jika dilampiaskan kembali, harus dinetralkan sebelum tambah meracuni.

-Ampun Pak Bos, saya korupsi waktu lagi, tapi setelah ini akan kembali bekerja dengan baik kok, ini kan mekanisme diri agar mood kerja tidak terkontaminasi-

Jun 2, 2011

Wake Up in the Wrong Side of the Bed

Betapa menyebalkannya untuk bangun di pagi hari dengan mood yang sudah terjun bebas ke jurang. Meninggalkan kepahitan pedas di mulut dan benak yang buntu. Merusakkan hari yang seharusnya cerah. Membuat segala warna menjadi hitam penuh lara atau merah penuh amarah. Tak ada tawa hari ini, bahkan hanya seulas senyum. 

Ada gumpalan badai di hati ini. Ingin menggila. Ingin mengamuk. Ingin menghancurkan sesuatu. Ingin berteriak. Ingin terbang tinggi meninggalkan semuanya. Ingin membiarkan tentakel-tentakel penuh racun menyengat siapa saja yang berdiri terlalu dekat.