Sep 29, 2005

Winner


Salah satu pembuktian diri. Ternyata kerja keras seminggu tak tidur dan juga bulan-bulan penuh wira wiri, marah-marahan, lari sana lari sini, ribut, bertengkar, berdiskusi, mengutuk orang, menyanjung orang, kabur dari kantor, menjelajahi bantaran Ciliwung, bertemu orang-orang, dan sebagainya akhirnya berbuah juga.


1st winner of Miriam Budiardjo Research Award!


Padahal dulunya gak pede hehe...maklum, masih juga baru lulus S1, saingan dengan mahluk-mahluk pasca sarjana dan juga kandidat doktor pula. I'm so proud of myself. Tak boleh sombong sih, cuma mau berkubang dalam kebahagiaan ini untuk sesaat. Akankah hal ini dapat membuka jalan untuk mimpi-mimpi yang lain? Semoga......


I love research so much !!!!


Sep 26, 2005

Percakapan malam


Pemaknaan memang berbeda. Sungguh berbeda. Apa yang terucap dapat diartikan lain ketika makna itu tersampaikan. Lalu bagaimana jika makna itu ditangkap dalam arti yang paling buruk? Apakah tak boleh ada sedikit tusukan kecewa muncul? Ataukah harus menerima apa yang ada secara suka cita dan tetap berusaha berada di jalur netral? Maaf, aku tak bisa. Apalagi dalam hal itu. Bukankah kau juga begitu?


Mari, kita perjelas jalan kita. Sebelum jeratan lalu makin membelit.


Merindumu


Untukmu, lelaki.


Aku merindumu. Rasa ini tiba tiba menyeruak begitu kuat. Membius dan menggilakan keberadaanku. Sosokmu mewujud dalam setiap hela nafasku. Patahan jalan itu berusaha tersambung kembali. Luka ini sudahkah sembuh? Kan kucoba mengecupnya. Hatiku bernyanyi. Lirih senandung cinta dalam nadanya yang sumbang. Kini kuulurkan tanganku padamu. Hatiku berdegup dalam genggamannya. Adakah kau akan menyambutnya? Aku tak tahu akhir yang menanti. Padahal biasanya aku mendapatkan bayangannya. Mungkinkah ini saatnya untuk benar melangkah?


Peluk aku. Berikan cinta itu. Rindu ini untukmu. Seperti seorang perempuan yang merindu lelakinya.


Sep 19, 2005

Freedom


I wish I knew how it would feel to be free....


Menebar asa yang terpatahkan. Inilah lara tertunda. Hadirnya penuhi kesendirian. Namun haruskah aku berkawan dengan pedih? Bukan. Ini bukan pedih karena cinta. Tapi ini kedukaan atas cita. Lagi. Terperosok ke dalam kecewa yang begitu dalam. Ingin kukecap seteguk anggur kebebasan di cawan hidup. Mari, simpanlah ingatan akan sepotong senja yang begitu gemulai. Raup cahaya jingga dalam batas nalar kita. Menitip kenang ketika waktu masihlah tersedia. Mengempaskan kerinduan akan hari yang masih bertunas.


Sungguh, pundakku ternyata masih terlalu rapuh untuk menyangganya.


Sep 13, 2005

Another Restrain


Lagi. Menyaksikan Ia. Tak bisa berbuat apapun. Ini adalah pertempuran Nya. Seperti kuhadapi pertempuran Ku. Adakah kisah itu berhenti sampai di sini? Luka luka masih ada. Tak ada lupa di sini. Semua berputar kembali. Merasuki ingatan. Menebar kenang. Menjaring gegap perih yang sempat menghilang. Tenung amarah tak juga pudar.


Semesta itu tengah berbenturan kembali. Antara chaos dan order. Manakah yang akan kau pegang?


Ode for Broken Princess


Sudah beberapa putaran waktu aku melihatnya. Menari di kesendirian. Berpeluk dengan hampa. Adakah kebebasan yang terejawantahkan? Tatkala logika melebur dalam larutan asa. Sungguh, berpegang padanya akan jatuhkanku. Adakah aku akan terhempas. Lagi melawan arus. Tali ini semakin menipis. Gerusan waktu telah cabiknya.




Ini tentang rasa. Yang perlahan memudar ketika mentari tersenyum. Penantian kepada kekosongan. Padahal tak ada jerat yang melibatnya lagi. Dialah yang menjerat hatinya. Mengorek luka lama terbilang. Sudah cukupkah laramu? Lompati denyut luka. Kelopak mawar bawakan aku tetes air matamu. Kuhidu aroma sepimu.




Duhai putriku, mungkin di kastil ini tak kau temukan kekasihmu. Dia sudahlah petik kuntum bunga terakhirmu. Haruskah kau ratapinya? Di kedalaman matamu kutemukan pisau yang tertancap. Darahnya basahi lembut kulitmu. Mari...mendekatlah hingga bisa kusaput sedih itu. Biarkan aksara aksara maknai hadirmu. Seperti kuartikan setiap hela nafasmu. Lelaplah dalam pelukku dan biarkan kuselimutkan damai di mimpimu.




Aku ada di sini. Memandangmu. Mewujud seperti mahadewi khayangan.


Sep 11, 2005

Pemaknaan

Pemaknaan sesuatu itu selalu berbeda.


 


Ada yang berubah dari pemaknaanku. Dahulu aku berkata bahwa  any physical relations depends on the right person, time and feeling. Tapi sampai sejauh mana definisi kata  tepat itu? Ada orang – orang yang seperti “tepat” saat ini, dan pada saat berikutnya ternyata aku memandangnya berbeda. Bukan dia tak tepat lagi, hanya saja sudah berbeda. It’s just different. Mungkin bukan dia yang berubah, tapi aku, duniaku, dan juga pemaknaanku.


 


I’m perfectionist and always looking for perfection. Lalu bagaimana kisah ini berlanjut ketika the rightness itu tiada lagi?  Haruskah tetap dipertahankan?


 


Commitment...everything always comes back to commitment.


And I am bad with black and white sort of things……


I am grey person. Foolish but persistent!


 

Sep 9, 2005

A Journey To Find My Dreams

Langkah pertama untuk mencoba meraih mimpi sudah terlewati. Semoga saja jalan itu memang ada untukku, sebelum keinginan dan harapan ini termatikan kembali. Tidak, bukan mati. Hanya tidur sementara, menunggu tarikan hati untuk kembali berjuang.


Pusaran takut sempat menggulungku sebentar. Mencoba mengenyahkan ketidakpercayaan diri. Tapi jika aku tak memulainya sekarang, kapan lagi?


Kini ada keputusan yang harus kuambil. Mungkin aku masih bisa mengulurnya selama masih ada peluang untuk bertahan. Hanya saja, kekhawatiran itu tak bisa hilang. Karena bukan hanya aku yang akan terpengaruhi oleh keputusan ini, melainkan duniaku. Jauh di lubuk hatiku aku ingin menunggu. Sampai jalan itu benar terbuka dan aku bisa bebas menapakinya.


Aku ingin menggapainya........


 

Sep 8, 2005

When You Say You Love Me

Like the sound of silence calling,
I hear your voice and suddenly I'm falling,
lost in a dream.
Like the echoes of our souls are meeting,
You say those words and my heart stops beating.
I wonder what it means.
What could it be that comes over me?
At times I can't move.
At times I can hardly breathe.

When you say you love me
The world goes still, so still inside and
When you say you love me
For a moment, there's no one else alive

You're the one I've always thought of.
I don't know how, but I feel sheltered in your love.
You're where I belong.
And when you're with me if I close my eyes,
There are times I swear I feel like I can fly
For a moment in time.
Somewhere between the Heavens and Earth,
And frozen in time,
Oh when you say those words.

When you say you love me
The world goes still, so still inside and
When you say you love me
For a moment, there's no one else alive

........

When you say you love me.
When you say you love me.
Do you know how I love you?

-by Josh Groban-

Aduh manisnya ini lagu......
Jadi ingin jatuh cinta hehehe.....

Sep 7, 2005

Untuk Ia yang mungkin tak akan membacanya

Betulkah lupa lukaimu? Bukan aku lupa mu tapi ini hanyalah kematian rasa yang dulu begitu hidup. Kini terpecahkan oleh badai yang berkecamuk di kejauhan. Namun anginnya menyayat. Sudah hendak kukirimkan kepingannya padamu langsung melalui jiwaku. Tapi partikel ruang dan waktu ini menghambatku. Keretakan batinmu pun terdengar olehku. Nun jauh di sini. Air mataku tak pernah kuizinkan tumpah kembali. Karena sudahlah cukup malam ketika aku sendiri. Bumi telah menyesap pedihku.


Betulkah lupa lukaimu? Lupa ini adalah perwujudan ayat rinduku. Mengalun berusaha sisipi setiap celah hatimu. Tapi gelombang ini tak lagi sampai. Sepi ini demikian memuncak. Hingga tak lagi kurasakan sepi. Hanya hampa.


Betulkah lupa lukaimu? Di tempat kau kecup sisi jiwaku, kusediakan kotak untukmu. Karena lupa bagiku adalah memasukkan semua kenang terlewat dalam kotak. Menguncinya. Walau masih berusaha kupelihara jejak yang hubungkanku denganmu. Jejak yang menuju jalan lain. Setidaknya badai tak mengamuk di jalan itu.


Apakah dengan begitu aku sudah melupakanmu?