Aug 28, 2006

Too much love will kill you



Everytime those innocent yet honest eyes look at me with I-Adore-You
and I-Love-You-So look, my heart fluttering. Give me a little stab
of consciousness and sanity. And the inevitable feeling: guilty.





I know...i know you will say that it’s not my fault. You will say this
is your choice, and you are willing to keep walking with every little small
tiny consequence. But still that guilty kinda thing eaten up my heart.








Too much love
will kill you

Just as sure as none at all

It'll drain the power that's in you

Make you plead and scream and crawl

And the pain will make you crazy

You're the victim of your crime

Too much love will kill you






-sigh-



And i dont want to be a mass murderer.





Aug 14, 2006

Close the book [please]



Bagaimana
caranya menutup sebuah buku? Ketika kau tahu kau tak akan pernah
menyelesaikannya. Kau sudah tahu apa yang kau cari. Biarpun itu bukan berarti
kau sudah MENEMUKAN apa yang kau inginkan. Kau hanya tahu, ini adalah waktuya untuk
menutup buku.






Hanya saja buku itu tak juga menutup.
Angin terus bertiup, membuka
halaman demi halaman biarpun tanganmu tak lagi membaliknya. Lalu kau pun mulai
berpikir bagaimana caranya agar buku itu tak lagi terbuka oleh angin. Akan kau
bawa ke tempat dimana angin tak bertiup kencang. Tapi kau melupakan bahwa masih
banyak orang yang tahu bahwa kau masih memiliki buku tersebut. Mereka pun mulai
mencari dan membukanya. Kau sembunyikan dan ada orang-orang yang tak sengaja
menemukan, membukanya dan mengembalikannya padamu. Kau masih tak tega untuk
menguburnya. Atau membuangnya ke laut. Karena kau masih ingin buku itu ada
disampingmu. Hanya untuk tahu buku itu masihlah ada. Walaupun mungkin kau tak
akan mau membukanya lagi.






Pembatas
itu masih ada disitu. Membuatmu tahu pada halaman apa kau mulai menutup buku. Kau
takut mencabut pembatas buku dan membiarkan halaman membaur begitu saja. Karena
kau akan menghabiskan energi jiwamu jika kau membacanya dari awal lagi. Mungkin
apa yang tertulis di buku itu sudah terekam dalam ingatanmu. Tapi kau harus
membuka buku itu dari awal untuk mengetahui pada halaman keberapa kau berhenti
membaca. Terlalu berat dan membuang waktu jika kau harus mengulang dari awal.
Maka kau biarkan pembatas itu di situ.






Dan
tahukah kau bahwa buku itu adalah buku ajaib? Yang karakter-karakter di
dalamnya bisa menggunakan kekuatan mereka untuk membuka halaman demi halaman.
Yang ceritanya tak juga berakhir. Terus bersambung bagai kain Drupadi yang
ditarik Kurawa. Kau tahu kau tak akan pernah mengerti akhir dari cerita itu.
Namun buku itu terus menerus terbuka di luar keinginanmu.






Setiap kali buku itu terbuka, ada kutu kecil yang
melompat. Dia bukan kutu biasa, melainkan kutu penghisap darah. Tapi dia hanya
mau menghisap darahmu. Maka dia akan mencarimu. Entah kau berada di mana,
sedang melakukan apa, dengan siapa. Kutu itu selalu datang. Menggigit dan
menghisap darahmu. Kau akan selalu tahu kapan buku itu terbuka. Karena kutu itu
akan datang padamu.






Karena itulah. Kau semestinya segera tutup buku itu. Tak
membirkannya terbuka. Sebelum halaman-halaman tak juga berakhir itu terus
menerus membuka. Dan pasukan kutu menyerbumu. Hisap darahmu. Hingga pada titik
ketika kau tak lagi memiliki darah. Tapi bagaimana cara menutup buku tanpa
menghancurkannya?





Aug 1, 2006

Destiny



Destiny is choice


When we choose, we seal our destiny


We create our own path with our own hands



Every choice has its consequence


When we choose, we take the other side of the coin


Inseparable yet inevitable



You already choose


So if you want to make amend


You are the one who will come


Not I


For I already once




Is there a reason
why a broken heart begins to cry?
Is there a reason
you were lost although you don't know why?
Give me a reason
why you never want to say goodbye.
If there's a reason
I don't know why.



Enya – Somebody Said Goodbye




P.S. I lied. I do miss you.