Feb 4, 2009

ITU INI ITU

Maaf, sudikah Anda mengangkat ITU barang sekejap saja?

Hingga  saya ada waktu untuk bernafas dan meregangkan tubuh. Sudah terlalu lama saya membawa ITU kemana pun saya pergi. Tak pernah lepas barang sedetik. Ketika bekerja, makan, mandi, chatting, menonton film, hingga saya terlelap. ITU selalu ada. Bahkan dalam alam tak nyata pun saya masih saja membawanya. Seperti punuk yang menempel di punggung saja IA.

 

Duh, ITU terlalu beratkah untuk Anda?

Padahal saya selalu membawanya. Tak pernah terpikirkan kata BERAT dapat diasosiasikan dengan ITU. Saya membawanya karena ya saya memang harus membawanya. Tak ada pilihan lain. Tak ada orang lain yang bersedia membawa ITU. Tak terasa lagi betapa ITU menggelayut demikian erat di tubuh saya. Hati saya pun terbelit olehnya. BERAT bukanlah menjadi kata bagi saya. Ya tentu saja ITU sangatlah BERAT, tapi perlahan otot saya menjadi BIASA.

 

Apakah Anda sudah lelah membawakan ITU untuk saya sejenak?

Tentu saja tak pernah terbayangkan  oleh Anda betapa melelahkan dan menguras tenaganya ITU. Ketika ITU bersama Anda, semua energi dan kekuatan Anda akan disalurkan untuk IA. Tak lagi memedulikan yang lain semata agar ITU bisa terangkat oleh Anda. Mungkin ada saat-saat di mana Anda terseok membawanya, bahkan jatuh, namun Anda tetap harus membawa ITU. Karena ITU tak pernah bisa lepas dari Anda. Sejauh apapun Anda jatuh, separah apapun luka Anda, selelah apapun tubuh ANda, tetap saja ITU ada. Hingga lelah itu demikian jamak.

 

Entah sampai kapan saya akan membawa ITU.

Mungkin sampai ITU terkikis sedikit demi sedikit oleh kehidupan. Perlahan akan ada sosok lain yang bersedia mencuil sedikit ITU untuk dibawanya sendiri. Atau mungkin ada sosok lain yang mau bergotong royong membawa ITU. Saya pun bisa mengistirahatkan punggung yang pegal membawa ITU.  Mungkin saya dapat mengajari trik dan tips untuk menjadikan ITU lebih mudah bagi mereka. Mungkin  ITU ada waktu kadaluarsanya dan IA tewas begitu saja, menghilang bersama angin. Mungkin saya akan merindukan ITU ketika IA terlepas dari saya, entah kapan. Mungkin dan hanya mungkin.

 

Siapa yang bisa membantu Anda membawa ITU?

Saya tidak tahu. Terkadang ITU milik saya malah bertambah berat dengan kehadiran orang lain. Mencoba mengurangi beban ITU namun yang terjadi adalah ada anak-anak ITU menempel pada saya.  Sungguh, saya sudah cukup letih mengangkut ITU milik saya, tak perlu lagi menenteng ITU-ITU yang lain, atas nama kebersamaan. Saya masih kuat mengangkat ITU milik saya ketika IA tidak kawin dan beranak dengan ITU yang lain. Bukannya saya egois hanya mau dibantu tanpa membantu. Namun setidaknya berikan bantuan yang sepadan dengan apa yang saya berikan.

Belum lagi ada masa-masa ketika ITU menggelembung besar dan menambah massa yang IA miliki. Hingga ITU semakin BERAT sementara saya harus melompati jurang waktu untuk membuat IA kembali normal. Bagaimana jika akhirnya ITU terlalu berat untuk saya sandang, dan saya pun terjungkal dalam palung yang diciptakan waktu? Siapa yang akan menolong saya merangkak naik dari palung itu. Dengan tetap membawa ITU tentu saja.

 

Saya lelah. Anda juga tentu sudah lelah membawa ITU bukan?

Jadi, mari sini.

Kembalikan ITU milik saya.

Biarkan saya berkubang dalam kelelahan yang berat namun biasa ini.