Jun 25, 2008

Sex and the City


Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Romantic Comedy
Directed by: Michael Patrick King
Cast: Sarah Jessica Parker, Kim Cattrall, Kristin Davis, Cynthia Nixon, Jennifer Hudson
Duration: 135 min


Sex and the City, the movie.

Apakah film ini dapat meredakan kerinduan akan serial Sex and the City yang berakhir masa tayangnya pada tahun 2004 lalu? Sanggupkah film layar lebar ini menampilkan sosok Carrie Bradshaw, Samantha Jones, Miranda Hobbes, dan Charlotte York seperti dulu? Apakah kehidupan New York yang glamour, beserta tebaran label-label terkenal di sana sini masih menghiasi film ini? Apakah cinta masih menjadi esensi cerita? Jawabannya adalah YA.

[Carrie Bradshaw]Women come to New York for the two L's: Labels and Love.

Sex and the City masih bercerita tentang kehidupan empat perempuan yang bersahabat semenjak masih lajang. Miranda (Cynthia Nixon), sang perfeksionis kini hidup tenang di Brooklyn bersama suaminya, Steve Brady (David Eigenberg) dan anak laki-laki tercinta, Brady. Charlotte (Kristin Davis) si naïf, setelah mengalami lika liku panjang mencari sang pangeran idaman, saat ini hidup berbahagia dengan Harry sang suami dan Lily, putri angkatnya. Sementara itu, Samantha (Kim Cattrall) si sexy yang gemar berganti-ganti lelaki, akhirnya hidup bersama Jerry ‘Smith’ Jerrod, pemuda yang telah menemaninya ketika dia menderita kanker dan dibantunya hingga berhasil menjadi bintang Hollywood. Dan Carrie Bradshaw (Sarah Jessica Parker), yang bersatu kembali dengan Mr Big (Chris Noth) yang telah menjadi kekasihnya, on and off , selama 10 tahun.

[Carrie Bradshaw] Looking for apartment is like looking for love. You wouldn’t know where to find it.

Tiga tahun sudah berlalu semenjak keempat sahabat itu menjalani hidup masing-masing dengan tenang. Carrie, yang menjalin hubungan dengan Mr Big, memutuskan untuk tinggal bersama. Setelah perjuangan panjang menemukan apartemen yang cocok, pilhan mereka jatuh pada sebuah apartemen sangat mewah tepat di Fifth Avenue, jantung kota New York sekaligus tempat paling bergengsi bagi para socialite New York.

[Mr Big] I wouldn't mind being married to you... would you mind being married to me?

Serentetan kejadian panjang, mulai dari menjadi saksi mata akan lemahnya status hukum bagi perempuan yang tinggal bersama tanpa menikah, hingga ketakutan akan masa depan, membuat Carrie merasa perlu berdiskusi dengan sang kekasih mengenai masa depan mereka. Dan tak dinyana, pernikahan, yang awalnya bukan sebuah pilihan, justru menjadi pilihan. Mereka memutuskan untuk menikah.

[Enid Frick] Forty is the last age a woman can be photographed in a wedding dress without the unintended Diane Arbus subtext.

Tentu saja pernikahan Carrie Bradshaw, lajang berusia 40 tahun dan salah satu penulis buku best seller, menjadi perhatian media. Liputan khusus oleh Vogue berhasil mengubah segalanya. Persiapan pernikahan pun berubah menjadi layaknya sirkus. Undangan yang pada awalnya hanya 75 orang membengkak menjadi 200 orang. Gaun pengantin sederhana tak berlabel yang sedianya akan Carrie kenakan, berubah menjadi gaun rancangan desainer terkenal Vivian Westwood yang mewah. Bahkan tempat resepsi pernikahan adalah di ballroom perpustakaan nasional yang indah dan elegan. Yes, this will be the wedding of the year.

[Charlotte York]I always knew she'd marry Big.
[Samantha Jones] You thought that after the second break up?
[Charlotte York] Yep.
[Miranda Hobbes] After the fifteenth?
[Carrie Bradshaw] Ha ha, we broke up a lot.


Apakah fokus dari Sex and the City hanya pada pernikahan Carrie? Tentu saja tidak. Seperti layaknya serial tvnya, film ini juga menyoroti kehidupan keempat sahabat tersebut, tak hanya Carrie. Miranda yang harus menghadapi perselingkuhan Steve, Charlotte yang terus berusaha untuk hamil, hingga Samantha yang sedang berada dalam dilema kehilangan jati diri akibat komitmennya terhadap Smith seorang. Tak dinyana, sang calon pengantin pria pun, Mr Big, mengalami keraguan akan pernikahannya dengan Carrie, ditambah lagi dengan trauma dua pernikahan sebelumnya yang gagal.

[Miranda Hobbes] You two are crazy to get married. Marriage ruins everything.

Cepatnya cerita bergulir ke hari H pernikahan Carrie dan Mr Big, membuat penonton sudah bisa menebak. Something will go wrong. Tak mungkin film berdurasi hampir dua jam itu berakhir hanya dengan pernikahan Carrie, tanpa ada konflik apapun. Life is not that beautiful, even in the movie. Tanda-tandanya pun sudah disebar di sana sini. Pertengkaran Miranda dengan Steve, tepat pada malam gladi resik pernikahan Carrie, membuat Miranda panas dan tak sengaja melontarkan kata-kata yang semakin membuat Mr Big bimbang. Sementara Carrie, yang masih di awang-awang, tak menyadari perubahan sikap kekasihnya. Carrie terus maju dan tak sabar menunggu datangnya hari esok.

[Mr Big] I can’t do this.

Tebakan penonton tak salah. Mr Big memilih untuk mundur dan meninggalkan pernikahan itu, tepat beberapa menit sebelum pernikahan dimulai. Walaupun Mr Big berusaha untuk menebs kesalahannya, Carrie sudah terlebih dahulu malu dan sakit hati. Gagalnya pernikahan itu membuat Carrie hancur lebur serta tak lagi percaya dengan cinta dan pernikahan.

[Samantha Jones] The good ones screw you, the bad ones screw you, and the rest don't know how to screw you.

Lalu bagaimana jadinya kehidupan Carrie pasca Mr Big? Apakah ia berhasil mengatasi patah hatinya? Apakah Ia akan memaafkan dan kembali ke Mr Big? Bagaimana kelanjutan Miranda dan Steve? Apakah Charlotte berhasil hamil? Akankah Samantha mampu meredam hasrat untuk kembali menjadi ‘The Wild Samantha’ seperti dulu? Akankah logika mampu mengalahkan cinta?

Film ini berhasil merangkai keseluruhan konflik tersebut menjadi cerita yang utuh dan berkaitan satu sama lainnya, tanpa adanya kesan ‘cerita di dalam cerita’ yang bisa membuat penonton bertanya-tanya, apa sebenarnya cerita utama dalam film itu. Keseluruhan cerita dalam film ini mengalir dengan halus dan membuai penonton, bahkan bagi yang belum pernah atau jarang mengikuti serial Sex and the City.

Saya tidak terlalu mengerti mengenai teknis perfilman. Hanya saja sebagai penonton, saya merasa dimanjakan oleh scene-scene yang indah. Bahkan adegan ketika Carrie marah dan memukul Mr Big dengan buket mawar putih pun terasa begitu indah dan sendu. Adegan-adegan yang menguras emosi pun disampaikan dengan gaya yang indah, tidak terlalu melankolis dan berurai air mata. Melainkan hanya berupa fragmen-fragmen tetapi mampu menunjukkan emosi dari cerita. Belum lagi perpaduan pakaian dan aksesoris yang dikenakan para tokoh di film ini mampu menambah aksen tersendiri.

Saya juga menyukai percakapan-percakapan yang terjadi. Humor-humor cerdas, sedikit nakal, dan dan ‘sangat khas Sex and the City’ itu sungguh menghibur. Bahkan pembicaraan yang serius pun menjadi memorable karena dialog-dialog yang digunakan ringan tetapi memiliki makna yang dalam. Masing-masing karakter pun memiliki gaya berbicara yang khas dan sifat yang berbeda. Tapi semuanya bercampur dengan pas dan saling melengkapi.

[Carrie Bradshaw] It wasn't logic, it was love.

Semua itu adalah ciri khas Sex and the City. Film dengan tema sederhana tentang makna cinta, namun disajikan dengan luar biasa.

P.S. Menonton film ini membuat saya berpikir: Betapa menyenangkannya memiliki sahabat yang benar-benar mau mengerti dan menerima dirimu apa adanya; dalam suka dan duka, dalam benar maupun salah. Dan saya bersyukur saya telah memilikinya.

Life is not that beautiful, but when you have your best friends to live thru the good and worse parts, then life can be beautiful.

3 comments:

andreij eijkov said...

setojoooohhhh !!!
jadi fay ... kapan lu mau traktir nonton ... hehehe ... ;P

Noir - said...

Wah ndre, ga kebalik, kapan lu nraktir nonton sekalian ngajarin gw bikin pilem hehehe...

Rethar Sis said...

ehm.... jago juga kasih resensi movie....salut deh!

Post a Comment