Jun 2, 2005

Once Upon A Time

Naiki kuda putih itu pangeranku,
Dan helalah menuju bentangan angin membadai
Telusuri negeri senja yang memerah
Ada permataku di sana
Terbenam pada kolam di ujung gurun
Cincin pertunangan kita kini tak bermata
Pangeran berwujud katak telah mencurinya
Agar aku mendatangi kolamnya dan menciumnya
Tapi tak tahukah ia bahwa kakiku terikat pada ranjang nasib?
Hanya bisa menanti dan menanti pangeranku kembali
Entah apakah ia menunggangi kuda putih
Ataukah
Katak yang menuntut untuk dicium
Ataukah
Tak seorang pun yang akan datang

Terserahlah
Jiwaku sudah kujual pada setan
Berwujud petani berwajah tampan dengan aroma surga
Agar dapat kulepaskan ikatan ini
Dan berlari menuju kebebasan absurd
Hanya untuk menikmati angin membadai
Di negeri senja yang memerah
Siapa tahu,
Ada yang akan menjala matahari untukku
Dan dia yang akan menjadi pangeranku
Walau mungkin aku sudah tak lagi berwujud nyata

0 comments:

Post a Comment