#1
Peri waktu kunjungiku lagi
Sekali dalam setiap tahun ia datang
"Masih ingatkah kau pada bulatan waktu milikmu ini?"
Lalu ia serahkan hadiah persetubuhannya dengan waktuku
Nanti, ketika nocturno mer
Waktuku akan merekah sempurna
Namun gamang masih s
Rakus gerogoti hatiku
Merasuk jelma sel sel sepi
"Mengapa tak kau tengok aku lagi?"
Tapi aksaraku terengah diam
Pun jiwaku yang sekarat
#2
Kukecup perlahan fragmen terburai
Carut ini adalah milikmu jua, wahai kekasih
Seperti ketika ku toreh hati rapuhmu
Patahannya berikan luka terbilang
Namun lara ini adalah sisa keberadaan kita
Bahkan amarah pun terasa getir
Seperti juga air mata tersembunyi jauh di relung kalbu
Bersama tetes kenang yang membeku
Dan ku rindu keteraturan yang acak
Terangkai dengan kewarasan yang gila
0 comments:
Post a Comment