Menarilah bersama cahayaku, pangeran
Dan mungkin akan kuajak kau menuju pelangi
Tangga menuju istanaku di riak awan sana
Menarilah bersama gelapku, ksatria
Dan mungkin akan kuajak kau menyusuri rembulan
Kerap temani malamku ketika ku terjaga mencarimu
Mari....
Kan kutancapkan panah pada hatimu
Di tengah robekan yang bunuhmu
Racun menguar itu akan balikkan pedihmu
Hingga bahagia kembali menyeruak tajam
Dan tawamu akan kembali menggoda
Para perawan yang terbuai
Tapi bukan aku....
Kedap hidupku ini hanya semarakkan hidupmu
Mengurai benang yang sempat kusut
Kekosongan membuka penuh
Setengah terjaga Setengah bermimpi
Kelilingmu adalah perwujudan hambamu
Sedangkan jalanku adalah bentuk lariku
Sunyi mendatar dalam bidang kita
Bekap keriuhan yang sempat membahana
Debur nocturno tertunda
Cermin ini tak pantulkan bayangku, duhai kekasih
Dan mungkin mata yang kau tatap bukanlah hatiku
Berabad-abad lamanya
Pecahan kaca ini terburai
Pantulkan kesemuan abadi
Takaran cintamu tak lagi cukup
Untuk sembunyikan kepalsuan
Itu pun jika asa sungguh tumbuh
Bukan hanya lari dari putaran nol
Nanti...
Jika hasrat-hasrat benar kembali bertabrakan
Menyulam catatan nasib membara
Tercetuskan oleh benang merah
Yang entah terikat pada siapa
Mungkin itu adalah saat aku kembali
Pada peraduan abadi
Dan kurajutkan mimpi untukmu
Wahai kekasih terjaga dalam tidurku.....
Dan mungkin akan kuajak kau menuju pelangi
Tangga menuju istanaku di riak awan sana
Menarilah bersama gelapku, ksatria
Dan mungkin akan kuajak kau menyusuri rembulan
Kerap temani malamku ketika ku terjaga mencarimu
Mari....
Kan kutancapkan panah pada hatimu
Di tengah robekan yang bunuhmu
Racun menguar itu akan balikkan pedihmu
Hingga bahagia kembali menyeruak tajam
Dan tawamu akan kembali menggoda
Para perawan yang terbuai
Tapi bukan aku....
Kedap hidupku ini hanya semarakkan hidupmu
Mengurai benang yang sempat kusut
Kekosongan membuka penuh
Setengah terjaga Setengah bermimpi
Kelilingmu adalah perwujudan hambamu
Sedangkan jalanku adalah bentuk lariku
Sunyi mendatar dalam bidang kita
Bekap keriuhan yang sempat membahana
Debur nocturno tertunda
Cermin ini tak pantulkan bayangku, duhai kekasih
Dan mungkin mata yang kau tatap bukanlah hatiku
Berabad-abad lamanya
Pecahan kaca ini terburai
Pantulkan kesemuan abadi
Takaran cintamu tak lagi cukup
Untuk sembunyikan kepalsuan
Itu pun jika asa sungguh tumbuh
Bukan hanya lari dari putaran nol
Nanti...
Jika hasrat-hasrat benar kembali bertabrakan
Menyulam catatan nasib membara
Tercetuskan oleh benang merah
Yang entah terikat pada siapa
Mungkin itu adalah saat aku kembali
Pada peraduan abadi
Dan kurajutkan mimpi untukmu
Wahai kekasih terjaga dalam tidurku.....
0 comments:
Post a Comment