Jul 8, 2008

Berbeda Jadwal, Berbeda Kehidupan?

Terkadang jadwal yang berbeda sungguh mengganggu.

Pada saat sedang hot-hot-nya ingin bercerita,  yang ada  adalah offline sign. Ketika ingin bertanya, yang ada hanyalah  sms tak terjawab karena sang pemilik masih di alam mimpi. Amarah dan emosi yang seringkali terasa lebih lega setelah diceritakan pun jadi mendingin. Kala rindu menyerang, diam dan menunggu hanyalah satu-satunya pilihan. Karena dia belum ada di sana.

Justru ketika badan lelah dan hati jenuh oleh pekerjaan hari itu, dia muncul. Saat mata sudah pedih menatap layar komputer, tanda online itu berkedip. Ketika permasalahan sudah terpecahkan seorang diri, barulah tanya akan hal terlewat itu ada. Dan ketika otak mulai penat dan tak mampu lagi mencerna secermelang awal hari, masalah itu mulai dialirkan. Berikan kejutan bak listrik untuk menstimulasi otak,  tapi seringkali tak mampu bangunkan tubuh yang sudah terkapar. Yang ada akhirnya kebuntuan. Atau mungkin pemecahan dengan imbalan kondisi tak fit keesokan harinya.

Matahari adalah bulan baginya. Sedangkan bulan adalah sang matahari.
Terkadang saya lelah menunggu hari dimulai baginya.
Karena hari milik saya sudah berlalu jauh ketika ia memulai hari miliknya.

Dan hari milik saya berakhir jauh lebih dulu sebelum hari miliknya selesai.
Hanya ada irisan-irisan kecil hari di antara kita.

Tapi yah...itulah kehidupan dia. Kehidupan saya. Kehidupan kami.

Saya jadi bingung.
Hendak diapakan jadwal yang terlanjur berbeda ini?
Atau mungkin saya yang berlebihan dalam memaknai waktu?

0 comments:

Post a Comment