May 15, 2008

Eternal Bride

Bulan merah seperti darah.

Sungguh malam yang indah untuk mati. Bukan termenung menanti kedatangan kekasih.

Kemudian cahaya merah bulan laksana memadat. Munculkan perlahan sesosok lelaki. Keberadaannya menyedot keriuhan, tinggalkan kehampaan hening.

”Menikahlah denganku” lirih bisikan sang lelaki.

“Apakah kau akan mencintaiku selamanya?” tanya sang gadis.

”Kaulah pengantin abadiku.”

”Kalau begitu, jadikan aku perempuan paling bahagia.”

”Aku mencintaimu.” desah sang lelaki, sebelum mencium sang gadis. Tepat di leher jenjangnya, di mana darah kehidupan mengalir kencang.

”Aku mencintaimu.” jawab sang gadis. Tepat sebelum taring tajam mengoyak nadi. Hisap jiwa menuju keabadian.

”Kau adalah milikku. Selamanya.”

Dan bulan pun semakin merah.

2 comments:

edo wallad said...

hihihiihi
seruuu...
gotik!

Noir - said...

Biar matching ama id gw huehehehe

Post a Comment